SUARA DAERAH SRAGEN – Lepas dari bayang-bayang popularitas Batik Masaran, Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh bertekad untuk bangkit dan memperkenalkan identitas batiknya ke kancah nasional hingga internasional. Langkah ambisius ini ditandai dengan digelarnya Festival dan Karnaval Batik Pungsari 2025 Sabtu (1/11/2025).
Kepala Desa Pungsari, Suparmin, mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa Pungsari adalah sentra industri rumahan batik terbesar di Sragen. "Sebenarnya, industri rumahan batik terbesar di Sragen ada di Pungsari," tegas Suparmin.
Dia menambahkan, sekitar 50 persen warga Pungsari menggantungkan hidup dari produksi batik dan turunannya. Sayangnya Meskipun kualitas produknya diakui hingga mancanegara, nama Pungsari masih belum dikenal luas. Selama ini, batik Pungsari kerap dijual dengan merek atau label lain.
"Produk Pungsari, ketika keluar sudah beda merek. Ketika ambil di Pungsari murah, namun ketika dijual dengan merek berbeda, harganya menjadi mahal. Ini menunjukkan kualitas produksi Pungsari," ujar Suparmin.
Sayangnya, kualitas tersebut jarang diasosiasikan langsung dengan Pungsari. Padahal, menurutnya, produksi batik Pungsari tidak kalah kualitasnya dengan batik Masaran yang lebih dulu dikenal di Sragen.
Untuk itu, desa ini berupaya keras agar batik Pungsari segera dikenal secara mandiri. "Maka kami mengangkat ini, agar dikenal dari nasional sampai internasional. Kegiatan ini memang disiapkan bahwa Pungsari menuju desa Wisata Batik," jelas Kades Pungsari.
Potensi produksi di Pungsari terbilang luar biasa. Diketahui ada sekitar 20 perajin besar di Pungsari, di mana setiap perajin mampu menghasilkan hingga 2.500 potong batik.
Ketua Panitia Festival Batik, Usman, menyampaikan bahwa kegiatan ini melibatkan seluruh elemen, mulai dari masyarakat, pemerintah desa, hingga perajin batik. Ditargetkan acara ini akan dihadiri oleh 10.000 orang.
Rangkaian acara akan mencakup edukasi batik bagi Generasi Z, Karnaval Batik, pameran produk dengan diskon khusus, dan panggung hiburan.
Sementara, Camat Plupuh, Edy Purwanto, melihat momentum kebangkitan batik Pungsari ini sejalan dengan branding Kabupaten Sragen, "The Land of Javamen" yang terintegrasi dengan Kawasan Sangiran.
"Pungsari mulai lagi menjadi desa wisata batik. Memanfaatkan branding The Land of Javamen yang digaungkan bupati, potensi batik yang ada bisa masuk di kunjungan wisata," kata Edy.
Ia mengakui bahwa banyak orang belum mengenal Batik Pungsari, padahal kualitasnya sangat bagus. Dengan inisiatif ini, terdapat harapan besar agar nama Pungsari dapat lebih dikenal. Dukungan pun datang dari Pemerintah daerah, dengan hadirnya Dinas terkait dan Bupati Sragen dalam acara tersebut, menunjukkan komitmen kuat untuk mengangkat pamor Batik Pungsari.
Narasumber Edy Purwanto Camat Plupuh,Suparmin Kepala Desa Pungsari , Kecamatan Plupuh Sragen.
Jurnalis Sriwahono
www suaradaerah id


Social Header