Pesawaran, - suaradaerah.id-Aliansi Masyarakat Pesawaran (AMP) secara resmi Laporkan Dugaan Pelanggaran Ketidaknetralan, yang terindikasi dilakukan sejumlah Pejabat Pesawaran (ASN) dari Bupati, Sekda, Kepala OPD dan Kabag serta Camat di lingkup Pemkab setempat, yang secara nyata mempertontonkan dan menunjukkan keberpihakannya ke salah satu Paslon pada Pemilihan Suara Ulang (PSU) Pilkada Pesawaran 2025.
" Benar, kedatangan kami ke Bawaslu ini, selain ingin mendorong Bawaslu untuk berani bertindak tegas sesuai kewenangannya, terhadap setiap pelanggaran pemilu yang terjadi, juga untuk melaporkan sejumlah Pejabat (ASN) Pesawaran, yang kami duga telah terbukti melakukan pelanggaran netralitas, jelang PSU Pesawaran mendatang," ucap Ketua AMP, Saprudin Tanjung di Kantor Bawaslu Pesawaran, Senin, (14/4/25)
" Ya, Bupati, Sekda dan sejumlah Kepala OPD serta Kabag dan Camat, masuk di berkas laporan yang kami sodorkan ke Bawaslu," tambahnya
Upaya yang dilakukan ini kata Tanjung, tidak lain, karena pihaknya sudah jengah melihat ulah dan tingkah laku sejumlah pejabat Pesawaran, yang begitu berani bertindak secara ugal- ugalan tanpa ada rasa risih sedikitpun, dalam memperlihatkan dukungan pada calon yang didukungnya kepada publik di banding saat Pilkada 2024 lalu.
" Saya lihat dan nilai ulah pejabat Pesawaran pada PSU ini, lebih parah dari Pilkada kemaren, dalam memperlihatkan keberpihakannya kepada calon yang di dukungnya kepada publik. Ini kalo gak disikapi secara tegas oleh Bawaslu, bisa rusak Demokrasi di daerah kita ini," ujar Tanjung
Sebagaimana contoh, kata Tanjung, seperti yang di pertontonkan oleh Bupati, Sekda dan Kepala Kesbangpol Pesawaran dalam sebuah Poto yang disebarluaskan ke ranah publik. Menunukkan meskipun ketiganya hanya sebatas mempertontonkan bentuk berupa " simbol" melalui tangannya, tapi publik tahu yang diperlihatkannya itu merupakan simbol yang biasa di pakai Paslon No 02 dalam setiap kampanyenya.
" Ini kan contoh yang sangat tidak etis, yang dipertontonkan oleh pimpinan pejabat, apalagi ketiganya ASN yang masih aktif bertugas. Ini kan jelas bisa merusak tatanan demokrasi dan azas Jurdil, yang seharusnya dijaga dan di pertahankan bukan sebaliknya," sesal Tanjung
" Atau ini sebagai bentuk kepanikan dari orang nomor satu Pesawaran, yang tidak rela istrinya sampai mengalami kekalahan untuk kedua kalinya, Wallahu alam," tambahnya(rizon)
Social Header