SUARA DAERAH SRAGEN – Keluhan masyarakat terkait kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite yang terjadi hampir setiap malam di Sragen mendapatkan sorotan tajam dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sragen. Pada jam-jam tertentu BBM jenis pertalite dan Solar sulit didapat. Lantas patut dicurigai, ada rencana bisnis yang memaksa masyarakat membeli jenis BBM yang lebih mahal.
Anggota DPRD Sragen dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Endro Supriyadi, melontarkan kritik keras kepada Pertamina. Pihaknya mendesak perbaikan layanan agar citra perusahaan tidak semakin terpuruk. “Jangan sampai citra buruk Pertamina di mata masyarakat, yang sudah buruk jadi semakin buruk. Lantas masyarakat tidak percaya pada Pertamina,” ujar Endro Supriyadi.
Endro Supriyadi mengungkapkan bahwa kelangkaan Pertalite ini telah berlangsung selama lebih dari dua minggu. Setiap malam mulai pukul 19.00 WIB, pasokan Pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dilaporkan habis. Situasi ini dinilai sangat merugikan masyarakat kecil di Sragen yang mayoritas menggunakan kendaraan roda dua atau mobil dengan kemampuan ekonomi terbatas.
“Karena ini sudah terjadi dua minggu lebih setiap malam jam 7 malam Pertalite habis, padahal masyarakat rata-rata cuma punya sepeda motor. Kalau mobil yang punya rata-rata juga gak punya duit, dan nggak banyak, jadi ini harus disuarakan,” bebernya.
Kritik Endro Supriyadi tidak berhenti pada layanan. Ia juga membeberkan hasil krosceknya dengan sejumlah pihak, termasuk pegawai SPBU dan tokoh pelaksana kebijakan perminyakan. Berdasarkan temuannya, muncul kecurigaan bahwa kelangkaan Pertalite dan Solar yang kuotanya sangat dibatasi ini merupakan strategi tersembunyi Pertamina untuk mendorong penjualan BBM nonsubsidi seperti Pertamax atau Dexlite.
Pihaknya menyiratkan adanya indikasi bisnis di balik minimnya pasokan BBM bersubsidi. “Intinya ini salah satu kepentingan Pertamina untuk menjual Pertamax atau yang lain, Dexlite, karena Pertalite dan Solar minim kuota, sangat dibatasi,” tegas Endro.
Selain mendesak Pertamina untuk segera menormalkan kembali pasokan Pertalite, Endro Supriyadi juga meminta seluruh pihak terkait, termasuk aparat penegak hukum, untuk memperhatikan serius dan mengusut tuntas dugaan adanya permainan oleh oknum-oknum di lapangan.
“Kita mencurigai beberapa oknum yang memanfaatkan situasi berkaitan dengan peredaran BBM, maka ini patut menjadi perhatian bagi seluruh pihak, agar tidak bermain-main untuk kepentingan masyarakat,” serunya.
Warga Tangen menilai janggal SPBU milik Perusda, setiap malam tidak melayani BBM Pertalite, banyak warga kecele mau ngisi BBM Pertalite tutup tidak dilayani, alasan pihak operator kuotanya habis, kan aneh kalau mau ngisi BBM Pertalite untuk sepeda motor, dijawab kuotanya habis "adanya Pertamax, kan saya dapat subsidi BBM Pertalite, kok suruh ngisi Pertamax " ujar Samidi**
Narasumber Endro Supriyadi Ketua komisi A DPRD Sragen dari fraksi PKB.
Jurnalis: Sriwahono
www.suaradaerah.id


Social Header