Breaking News

Gagal Tanam Berulang, Petani Desa Jono Ancam Tutup Saluran Air Jika Jalur Gawan Tak Dibuka


SUARA DAERAH SRAGEN – Polemik saluran irigasi memanas di Desa Jono. Puluhan hektare sawah di desa tersebut dilaporkan mengalami gagal tanam hingga tiga kali akibat tergenang air berminggu-minggu. Kondisi ini dipicu oleh tertutupnya saluran irigasi di perbatasan Desa Jono - Desa Gawan.

Para petani Desa Jono mendesak agar saluran menuju Desa Gawan segera dibuka agar air dapat mengalir lancar menuju Bengawan Solo. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, warga Jono mengancam akan melakukan aksi balasan dengan menutup saluran masuk dari arah barat yang menuju desa Jono.

"Intinya warga petani Jono meminta saluran perbatasan Jono-Gawan dibuka. Jika tidak, kami terpaksa menutup saluran dari arah barat yang membawa air dari Desa Ketro, Karangwaru, dan Slogo masuk ke desa kami," ujar perwakilan petani Desa Jono Sukardi Senin (24/11/2025). 

Selama ini, penutupan jalur air di Desa Gawan memang membuat lahan pertanian di wilayah Gawan menjadi lebih subur. Namun, hal itu berdampak fatal bagi Desa Jono karena air "mbalik" dan menenggelamkan benih tanaman padi mereka.

Hingga saat ini, pihak Desa Jono belum merealisasikan ancaman penutupan saluran dari barat. Namun, mereka memperingatkan dampak domino yang serius. "Jika Jono menutup saluran, wilayah Desa Karangwaru berpotensi besar ikut tergenang banjir," ujar dia. 

Terkait situasi itu, Sukardi menyampaikan Bupati dijadwalkan melakukan peninjauan langsung ke lokasi Senin siang ini didampingi oleh petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo untuk mencari solusi. 

Sementara itu, Kepala Desa Gawan, Sutrisno, angkat bicara merespons ancaman petani Desa Jono yang hendak menutup saluran air dari arah barat. Sutrisno menegaskan bahwa wilayah Gawan tidak bermaksud merugikan tetangga, melainkan turut menjadi korban banjir yang sama.
Menurut Sutrisno, tudingan bahwa Gawan menutup total jalur air tidak sepenuhnya benar. Dia menjelaskan, penutupan dilakukan pada percabangan saluran dari arah Plupuh-Karungan.

"Di sana ada pertigaan saluran, satu ke timur (Gawan) dan satu ke utara. Kalau yang ke timur kami buka, Gawan terkena dua hantaman aliran sekaligus. Akhirnya kami arahkan ke utara," jelas Sutrisno. 

Dia memaparkan bahwa banjir yang menggenangi Dukuh Gondang Panjen (Jono) hingga wilayah Gawan disebabkan oleh debit air kiriman yang masif dari wilayah barat, meliputi Karangasem, Ketro, Slogo, Brumbung, dan Gabugan. Air tersebut menumpuk di Jono dan Gawan karena aliran menuju Bengawan Solo tidak lancar.

Untuk mengurai benang kusut ini, Sutrisno menawarkan solusi teknis kepada pihak terkait, termasuk Pemkab Sragen. Diantaranya Air dari Brumbung dan Karangasem harus dipecah di wilayah Ngrayapan (Karangwaru) dan dimasukkan ke sungai kecil. Ini akan mengurangi beban air yang masuk ke Jono dan Gawan.

Selain itu Pembuatan Saluran Baru di Jono. Pihaknya memberi saran membuat saluran di sisi timur-selatan hingga jalan raya, lalu memecah arus ke utara menuju dukuh Kerokan. Langkah ini akan mengurangi genangan di Gondang Panjen sebelah barat. 

Lantas Gawan bersedia dipaksa membuka saluran, dengan syarat jalur air di wilayah Desa Gentan juga harus dibuka. "Dulu periode pertama sempat dibuka lurus ke timur, tapi kemudian dilarang," ungkapnya. Kemudian saluran utama menuju Bengawan Solo harus diperdalam agar tumpuan air bisa mengalir lancar ke sungai besar.

Sutrisno juga menyayangkan lambannya penanganan dari instansi terkait. "Belum lama ini kami diundang DPU bersama Kades Jono, Gentan, Karangwaru, dan Karungan. Pihak BBWS turun, tapi cuma cek lokasi saja. Masalah belum terurai, kalau hujan deras nasib kami masih sama," pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Sragen Basuki mendesak Bupati memerintahkan DPU segera turun ke sana melakukan survei. Terus mencari pokok permasalahan dan segera ditindaklanjuti. "Karena kalau tidak segera ditangani pasti petani akan merasa dirugikan, karena ini mulai musim tanam," ujarnya. 

Dia menilai saluran memang layak dinormalisasi dan harus segera dilakukan. "Jangan sampai menganggu program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo,” tegasnya. 

Jurnalis Sriwahono.
© Copyright 2022 - SUARADAERAH.ID