Breaking News

Festival Rampak Silat Kebhinekaan 2025 , Bupati Sragen Dorong Menjadi Kekuatan Budaya


SUARA DAERAH SRAGEN - Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mendorong pencak silat tidak hanya berkembang sebagai olahraga prestasi, tetapi juga menjadi kekuatan budaya dan penggerak ekonomi daerah. Hal itu disampaikan Bupati saat membuka Festival Rampak Silat Kebhinekaan 2025 di halaman Kantor Pemda Lama, Minggu (23/11/2024).

Kegiatan yang diinisiasi Forum Komunikasi Pencak Silat Sragen (FKPSS) ini dihadiri langsung oleh jajaran Forkopimda, dan perwakilan ketua dan anggota dari 17 perguruan pencak silat.

Dalam sambutannya, Bupati Sigit menegaskan bahwa pencak silat di Sragen memiliki potensi besar tidak hanya dalam pembinaan olahraga tetapi juga budaya dan ekonomi.

Bupati menyebut jumlah pesilat Sragen yang mencapai 10 persen dari total penduduk, atau sekitar 1 juta jiwa, menjadikan Sragen sebagai salah satu kabupaten dengan komunitas pesilat terbesar di Indonesia.

"Untuk olahraga prestasi, pemerintah sangat memperhatikan. Indonesia bahkan memiliki reputasi internasional yang kuat di cabang ini," ungkap Bupati.
Menurutnya, nilai budaya pencak silat harus lebih dieksplorasi dan diperkenalkan ke publik. Bupati Sragen Sigit Pamungkas juga menilai potensi budaya ini dapat menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal, melalui event kebudayaan berskala nasional hingga internasional.

"Biasanya masyarakat melihat pencak silat itu menakutkan. Kita harus bisa menjadikannya indah, menarik, dan disukai. Parade budaya silat bisa mengundang masyarakat seluruh Indonesia datang ke Sragen," jelasnya.

Bupati  Sragen sampaikan bahwa bela diri harus digunakan untuk pertahanan, bukan untuk menyerang. Ia memberi catatan bahwa pengembangan pencak silat sebagai budaya hanya mungkin terwujud jika konflik antar pesilat  benar-benar ditekan.

Ketua FKPSS, Heru Agus Santosa, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kehadiran lengkap para unsur Forkopimda. Ia menyebut FKPSS beranggotakan 17 perguruan pencak silat dengan jumlah anggota lebih dari 100.000 pesilat, atau sekitar 10 persen dari total penduduk Sragen.

Heru menegaskan bahwa keberadaan FKPSS sejak 5 tahun terakhir berhasil menurunkan potensi konflik antar pesilat di Sragen yang sebelumnya kerap terjadi.

"Dulu peristiwa-peristiwa yang tidak produktif hampir 90 persen berasal dari gesekan antarperguruan. Namun setelah FKPSS berdiri, kami rutin bersilaturahmi setiap bulan. Suasana Sragen kini jauh lebih kondusif," ujar Heru.

Selain itu FKPSS juga memiliki program rutin “Wedangan Seduluran”, forum informal yang digunakan untuk meredakan potensi konflik secara kekeluargaan.

"Kalau segelas teh panas bisa menyelesaikan masalah, mengapa harus sampai ke pengadilan atau kepolisian?" pungkasnya.

Festival Rampak Silat Kebhinekaan 2025 ini menjadi momentum penting penguatan persaudaraan, kebhinekaan, dan peran besar pencak silat dalam pembangunan Sragen yang harmonis dan berdaya saing.

Jurnalis: Sriwahono.
© Copyright 2022 - SUARADAERAH.ID