Mempawah — Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STAI Mempawah, Sufiaidi, mengecam keras keputusan DPRD yang mengesahkan pembangunan Rumah Dinas Bupati baru senilai Rp22 miliar. Ia menilai langkah tersebut mencerminkan arogansi kekuasaan dan ketidakpekaan total terhadap penderitaan rakyat. Di harapkan Masyarakat Presiden RI menegur Kepala Daerah atau meminta mundur bila tidak berimpati kepada Masyarakat di saat krisis seperti saat ini menjalankan arogansi kekuasaan dengan mau membangun rumah dinas senilai 22 milyar.
Sufiaidi menegaskan bahwa keputusan ini tidak hanya tidak masuk akal, tetapi juga melukai hati masyarakat. Terlebih, Kabupaten Mempawah sedang menghadapi defisit besar akibat pemotongan anggaran pusat sebesar Rp195 miliar. Namun di tengah situasi sulit itu, Bupati justru memilih memprioritaskan pembangunan rumah dinas yang tidak memiliki urgensi.
“Ini kebijakan yang tidak punya moral. Jalan rusak, fasilitas publik tertinggal, pelayanan dasar banyak yang tidak terpenuhi. Tetapi Bupati lebih memilih membangun rumah mewah untuk dirinya sendiri,” tegas Sufiaidi.
Ia menambahkan bahwa rumah dinas lama masih layak digunakan, sehingga alasan pembangunan baru sangat meragukan. “Ketika rakyat berhemat, Bupati justru bermewah-mewahan. Ini penghinaan terhadap kondisi masyarakat,” ujarnya.
DEMA STAI Mempawah menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam.
“Kami akan menggelar aksi perlawanan terhadap kebijakan bobrok ini. Pemerintah harus tahu bahwa mahasiswa tidak akan tunduk ketika kepentingan rakyat diinjak-injak,” tegasnya.
Sufiaidi menutup pernyataannya dengan menyerukan kepada seluruh mahasiswa dan masyarakat untuk ikut mengawal isu ini agar tidak menjadi praktik pemborosan uang rakyat yang dibiarkan tanpa perlawanan.
Narasumber : Sufiadi
Jurnalis : Tomo


Social Header