Breaking News

Launching Kantor " GPS Soroti "Seretnya" Komunikasi Bupati Sragen, Tapi Apresiasi Pembangunan Infrastruktur Merata


SUARA DAERAH SRAGEN — Launching Kantor Gerakan Pembaharuan Sragen GPS dan Lembaga Bantuan Hukum LBH Kartika Aji Wikrama di Jalan Cimanuk no.2 Cantel kulon Sragen, dihadiri elemen masyarakat di tandai pemotongan tumpeng oleh Bupati Sragen Sigit Pamungkas Sabtu ( 15/11/2025 )

Hadir dalam acara tersebut, Bupati Sragen Sigit Pamungkas bersama istri Linda Sigit Pamungkas, Suroto Wakil Bupati,Tatag Prabawanto (mantan Sekda) Mukafi Fadli anggota DPRD Provinsi Jateng, Faturohman anggota DPRD Sragen Fraksi PKB, Sri Pambudi,Haris Efendi,Bayu anggota DPRD Sragen Fraksi Parti Golkar, praktisi hukum, anggota GPS,tokoh masyarakat,tokoh agama,dan warga Cantel kulon Sragen.

Ketua Gerakan Pembaharuan Sragen (GPS), Mukafi Fadli, memberikan penilaian yang terbelah terhadap kepemimpinan Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, setelah menjabat selama delapan bulan. GPS menegaskan perannya sebagai mitra kritis (watchdog) pemerintah daerah, menyoroti lemahnya pola komunikasi, namun di sisi lain memberikan apresiasi atas peningkatan pembangunan infrastruktur yang mulai terlihat di wilayah tersebut.

Saat peresmian kantor GPS, Mukafi secara terbuka menyinggung stigma yang beredar di tengah masyarakat terkait gaya komunikasi Bupati. "Ngapunten Pak Bupati, yang beliau di banyak kesempatan orang mengatakan komunikasinya banyak ada hambatan, komunikasinya belum maksimal," ujar anggota DPRD Provinsi Jateng Fraksi PKB.

Meskipun demikian, pihaknya memberikan catatan positif yang kontras. Dia enyebut bahwa di tengah keraguan komunikasi tersebut, pergerakan pembangunan di Sragen mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan.

"Tapi alhamdulillah di saat yang sama, kita melihat pembangunan ini sudah mulai marak berjalan. Jadi, jalan di mana-mana sekarang jalannya sudah mulai dikerjakan. Hotmix ada, pengaspalan ada, beton dan lain-lain," jelasnya.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut dalam sesi wawancara dengan wartawan Mukafi Fadli menegaskan bahwa peran GPS adalah sebagai "mitra kritis" atau watchdog yang siap mendukung kebijakan pro-rakyat, namun tak segan melancarkan kritik.

"Kita ingin menjadi mitra kritis atau watchdog. Artinya kalau kemudian itu pro masyarakat miskin, pro rakyat, tentu kita akan backup beliau, kita dukung," tegas politikus PKB.

Ketika ditanya mengenai penilaian "seretnya" komunikasi selama delapan bulan kepemimpinan, pihaknya memilih untuk menanggapi dengan hati-hati. Ia menyatakan bahwa Bupati memiliki "cara tersendiri dalam pola komunikasi" yang cenderung "kalem" dan didasari semangat andap asor dan tepa selira.

Lilik sapaan sehari hari  juga mengaitkan pola kepemimpinan ini dengan fenomena mutasi di kalangan PNS. Menurutnya, meskipun kelompok pendukung berharap pembenahan struktural dilakukan secara cepat. Tetapi Bupati memilih untuk bersikap arif dan berhitung matang.

"PNS ini kan kerja kolektif, kolegial, tidak bisa kemudian serta merta. Termasuk misalnya ada banyak cerita-cerita, masukan, ada titipan, ternyata beliau tetap punya on the track-nya, punya cara menyelesaikan problematika hari ini," katanya.

Tatag Prabawanto Presidium GPS menyampaikan  GPS Harus bisa membawa cemerlang itu harapan emas harapan emas ini kami mengharapkan GPS bisa menjadi serigala bukan serigala yang dalam konotasi negatif tapi bagaimana segala yang memiliki komitmen untuk Kabupaten Sragen beserta jajaran pemerintahnya bagaimana dia pada gelombang bagaimana  mampu bekerja sama dan GPS mampu memberikan perlindungan dan bantuan pada yang lemah dan  adalah bagaimana GPS bisa melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat maupun dengan pemerintah sehingga apa yang menjadi komitmen untuk menuju Sragen lebih baik ini harus bisa kita kembangkan ke seluruh wilayah Kabupaten Sragen bagaimana ketika kita awal-awalnya akhirnya terbentuknya GPS sampai dengan lahirnya pasangan Bupati terbalik"kata mantan Sekda ini.

Sri Pambudi mewakili Agus Fathurahman Ketua umum timses Sigit Pamungkas - Suroto , menyampaikan ternyata kita bisa membuat pemimpin yang baru kita bisa membuat bupati yang baru sehingga segala apa yang menjadi impian apa yang menjadi harapan oleh seluruh warga masyarakat terakhir semoga Bapak Bupati bisa merealisasikan pada 5 tahun ke depan dan itu juga sudah bisa dibuktikan kemarin karena kalau saya boleh matur itu ketika Pak Bupati baru menjabat langsung ada efisiensi dari pemerintah pusat di 2025 tahun ini tahun depan juga ada lagi akan tetapi Bapak Bupati pada awal-awal pertama sudah bisa membuat glowingisasi di kabupaten dari jalur arah terminal lama sampai ke beloran  Alhamdulillah jalan-jalan sudah baik dan itu nanti akan bisa merata ke seluruh wilayah kabupaten dan yang berikutnya lalu mengingatkan kepada kita bahwa kita harus berprinsip oposisi loyal dalam artian oposisi itu adalah kita akan selalu mengingatkan kepada pemerintahan ini kita akan mengkritisi apabila kebijakan-kebijakan pemerintah kebijakan Bupati itu tidak perlu rakyat membela ketika beliau tetap dalam rangkaian pro rakyat dan kita akan tentunya bisa memberikan pengetahuan-pengetahuan memberikan informasi mungkin kepada siapapun yang tidak suka ataupun sekedar berbeda pandangan kepada pemerintahan  Sigit Pamungkas dan Suroto."

Sri Pambudi sampaikan selamat atas peresmian kantor GPS dan  LBH Kartika Aji Wikrama" 

Sementara Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, dalam pidatonya mengaku mendengar kepemimpinan dalam delapan bulan terakhir kurang gebrakan. Sigit menjelaskan bahwa "gebrakan" memiliki definisi yang berbeda-beda. 

Bupati Sigit memaparkan bahwa kritik "kurang gebrakan" yang ia dengar dari masyarakat memiliki definisi berbeda, tergantung pada siapa yang bicara. Pertama Gebrakan Versi Milenial dan Gen Z. "Yang disebut gebrakan itu adalah segera ada Mie Gacoan. Nah, ada Sport Station, ada kuliner-kuliner. Itu bagi mereka adalah gebrakan." ujarnya. 

Sedangkan Gebrakan Versi Masyarakat Umum didefinisikan sebagai pembangunan jalan yang segera. Lantas saat ini pihaknya tengah fokus pada strategi pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Sragen.

Bupati Sigit menyatakan bahwa lambatnya proses pembangunan di awal masa jabatan adalah keputusan yang disengaja. "Memang ketika kami memimpin, masuk, itu meminta kepada jajaran birokrasi untuk menghentikan semua aktivitas terkait dengan rencana pembangunan," jelas Sigit.

Dia menegaskan bahwa desain pembangunan tahun 2025 harus mencerminkan visi dan misi pasangan Sigit–Suroto dalam mewujudkan pemerataan.

"Inti kita, dalam pandangan kami, yang terpenting dalam pembangunan infrastruktur adalah membangun pemerataan pembangunan infrastruktur di desa-desa tanpa meninggalkan perkotaan," tegasnya.

Sigit menjelaskan bahwa penundaan konstruksi disebabkan oleh proses penelitian dan penataan ulang anggaran secara cermat agar pembangunan tidak hanya berfokus pada kota, tetapi juga menyentuh wilayah pinggiran dan perbatasan. Untuk menepis anggapan bahwa pembangunan hanya berpusat di utara Bengawan, Bupati Sigit memaparkan capaian yang sudah dilakukan. 

Seperti jalan wilayah Banyuurip Jenar Ia menyebut jalan hingga perbatasan Purwodadi/Grobogan sudah rampung dan mulus. Sedangkan Keluhan Selatan Bengawan, Ia juga mengakui kerusakan parah di wilayah selatan, seperti jalan dari Desa Puro ke Sepreh, serta jalan di depan Kantor Golkar yang hanya berjarak ratusan meter dari Kantor Pemda namun kondisinya rusak. Ia berjanji daerah-daerah ini akan menjadi fokus pembangunan selanjutnya.

Mengingat kembali kemenangannya, Sigit mengucapkan terima kasih kepada Gerakan Pembaharuan Sragen (GPS) dan elemen pendukung lainnya. Ia menyebut strategi pemenangannya adalah "ngluruk tanpa bala," yang ia definisikan sebagai pergerakan dukungan dari masyarakat Sragen sendiri yang menginginkan perubahan. 


Jurnalis Sriwahono.
© Copyright 2022 - SUARADAERAH.ID