SUARA DAERAH SRAGEN – Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Kesehatan menggelar Kampanye Penuntasan Tuberkulosis (TBC) pada kegiatan Car Free Day di Alun-Alun Sasono Langen Putro, Minggu (9/11/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 sebagai bentuk komitmen daerah dalam mewujudkan masyarakat Sragen yang sehat dan bebas TBC.
Acara diawali dengan senam sehat bertema “TOSS TBC: Temukan, Obati, Sampai Sembuh Tuberkulosis” yang diikuti antusias oleh ratusan peserta. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Sragen Sigit Pamungkas, Ketua TP PKK Kabupaten Sragen Linda Sigit Pamungkas, Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen dr. Hargianto, Asisten Administrasi Umum Yulianto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen dr. Udayanti Proborini, pejabat struktural Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Sragen, tenaga kesehatan, serta masyarakat Kabupaten Sragen.
Bupati Sragen Sigit Pamungkas dalam sambutannya menegaskan bahwa penuntasan TBC merupakan agenda prioritas nasional. Indonesia saat ini berada pada peringkat nomor dua jumlah kasus TBC tertinggi di dunia setelah India.
“Di Kabupaten Sragen terdapat 1.531 penderita TBC yang terdeteksi. Satu penderita dapat menularkan kepada sekitar 10 orang di sekitarnya, sehingga penanganan ini harus dilakukan secara serius dan melibatkan semua pihak,” tegas Bupati.
Bupati Sigit juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan diri ketika mengalami batuk lebih dari 2 minggu, penurunan nafsu makan, atau penurunan berat badan. Lebih lanjut, Bupati menyampaikan imbauan kepada seluruh masyarakat agar saling mendukung upaya penuntasan TBC.
“Mari kita sama-sama peduli. Ajak keluarga, tetangga, dan lingkungan sekitar untuk memeriksakan diri. Mari kita bebaskan Sragen dari TBC. Semoga Sragen semakin sehat, Indonesia semakin sehat, dan masyarakatnya semakin sejahtera,” ujar Bupati.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, dr. Udayanti Proborini, juga menyampaikan bahwa kegiatan kampanye penuntasan TBC ini tidak hanya dilaksanakan di Kabupaten Sragen, tetapi dilakukan secara serentak di delapan Provinsi prioritas penanggulangan TBC di Indonesia. Ia menekankan pentingnya investigasi kontak atau pelacakan orang-orang yang berada di sekitar pasien TBC untuk mencegah penularan lebih luas.
“Jika kita menemukan satu kasus TBC, maka kita harus melakukan pemeriksaan kepada setidaknya 20 orang yang berada di sekitar pasien. Ini penting agar penularan bisa dihentikan sejak dini. Karena program ini merupakan prioritas nasional dari Bapak Presiden dan bagian dari program ‘Hasil Terbaik Cepat’ yang dicanangkan Bapak Presiden Prabowo,” lanjutnya.
dr. Udayanti juga mengajak masyarakat untuk tidak takut ketika dinyatakan menderita TBC, sebab penyakit ini dapat disembuhkan sepenuhnya apabila ditangani dengan tepat. Ia menegaskan bahwa obat TBC tersedia gratis di seluruh Puskesmas dan fasilitas kesehatan pemerintah.
Di tengah upaya bersama untuk menuntaskan TBC di Kabupaten Sragen, kisah nyata para penyintas menjadi bukti bahwa penyakit ini dapat disembuhkan apabila diobati dengan benar dan tuntas. Salah satunya adalah pengalaman Bambang, warga Sragen Manggis, Sragen Wetan, yang pernah berjuang melawan TBC Sensitif Obat (SO).
“Awalnya saya batuk sekitar 3 bulan. Lalu saya periksa dan menjalani pengobatan gratis selama 6 bulan di Puskesmas Sragen Kota. Alhamdulillah sekarang saya sehat kembali, dan keluarga saya juga negatif setelah mendapatkan obat pencegah. Terima kasih kepada semua yang telah membantu, terutama karena obatnya gratis,” ujar Bambang.
Selain kasus TBC yang sensitif obat dan dapat sembuh dalam waktu pengobatan yang relatif lebih singkat, terdapat pula bentuk TBC Resisten Obat (RO) yang membutuhkan pengobatan jauh lebih panjang, disiplin ketat, serta dukungan penuh dari keluarga dan tenaga kesehatan. Kisah Agung, warga Kuwungsari, Sragen Kulon, adalah bukti nyata bahwa kesembuhan tetap mungkin, sekalipun prosesnya panjang dan penuh tantangan.
“Saya pernah berada di titik berat badan turun dari 97 kg menjadi 49 kg. Saya minum obat sampai 21 butir per hari selama hampir dua tahun. Suntik setiap hari, obat pagi-sore harus habis. Tapi saya tetap patuh. Alhamdulillah, sekarang saya sehat kembali dan berat badan saya sudah naik sampai 86 kg. Pesan saya: kalau batuk lama, jangan menunda, langsung periksa ke Puskesmas karena obatnya gratis.” ungkap Agung.
Melalui kampanye ini, Pemerintah Kabupaten Sragen meneguhkan komitmennya untuk memperkuat edukasi kesehatan, deteksi dini, investigasi kontak, serta memastikan pengobatan TBC berjalan tuntas.
Jurnalis Sriwahono


Social Header