SUARA DAERAH SRAGEN — Pemerintah Kabupaten Sragen terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan respons cepat terhadap berbagai persoalan di masyarakat. Bupati Sragen Sigit Pamungkas meninjau langsung lokasi terdampak banjir di Desa Jono, Kecamatan Tanon, untuk memastikan kondisi warga sekaligus merumuskan langkah penanganan yang efektif.
Banjir yang terjadi tidak hanya berdampak pada Desa Jono, tetapi juga meluas ke wilayah lain, yaitu Desa Gawan di Kecamatan Tanon serta Desa Gentan Banaran di Kecamatan Plupuh. Ketiga wilayah tersebut mengalami genangan yang memengaruhi aktivitas warga dan merendam lahan pertanian.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Sigit didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen, Hargiyanto, Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Albert Pramono Soesanto, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Eka Rini Mumpuni Tri Lestari, serta jajaran pejabat terkait lainnya. Kehadiran tim lengkap ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani banjir yang berdampak pada lahan pertanian warga.
Salah seorang warga Tanon, Yadi, menjelaskan bahwa banjir menyebabkan turunnya hasil panen para petani.
“Saat musim kemarau, dalam seperempat hektare sawah rata-rata petani bisa mendapatkan hasil hingga tiga ton padi. Namun pada musim hujan seperti sekarang, hasilnya turun menjadi sekitar dua ton karena lahan terendam,” ungkapnya.
Bupati Sigit menyampaikan bahwa peninjauan lapangan ini adalah langkah strategis untuk memastikan pemerintah hadir secara langsung dalam menyikapi persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Hari ini kami dari Pemerintah Kabupaten Sragen bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi Jawa Tengah meninjau daerah yang selama ini mengalami banjir dan menyebabkan sekitar 120 hektare sawah tenggelam. Kami meninjau untuk mencari solusi alternatif yang bisa menyelesaikan masalah banjir ini.” tuturnya.
Lebih lanjut, Bupati Sigit memaparkan bahwa pemerintah telah mengidentifikasi sejumlah langkah teknis yang perlu dilakukan sebagai upaya percepatan penanganan banjir. Ia menjelaskan bahwa setiap rekomendasi disusun berdasarkan kondisi lapangan, pola aliran air, serta masukan dari masyarakat setempat.
“Dari hasil diskusi, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh. Intinya diperlukan normalisasi dan pembangunan drainase untuk mengalirkan air menuju Sungai Bengawan Solo. Karena persoalan ini melibatkan perbatasan antar desa dan kecamatan, maka pembangunan terkait penanganan banjir akan ditangani oleh kabupaten.” tambah Bupati.
Menutup penjelasannya, Bupati Sigit menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menyelesaikan persoalan banjir yang berdampak langsung kepada warga.
“Kami berharap upaya ini dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya, akan dikomunikasikan dengan warga di setiap kelurahan dan Kecamatan. Penanganan banjir ini membutuhkan sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.”
Jurnalis Sriwahono


Social Header