Breaking News

Bupati Sragen Apresiasi Hadirnya Sekolah Rakyat Wujudkan Masa Depan Generasi Muda


SUARA DAERAH SRAGEN — Pemerintah Kabupaten Sragen bersama Kementerian Sosial RI resmi membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen. 

Peresmian sekolah yang berlokasi di Jl. RA Kartini No. 160 Sragen itu menandai langkah awal penyelenggaraan pendidikan inklusif berbasis asrama bagi anak-anak yang sebelumnya putus sekolah atau rentan kehilangan akses pendidikan.

Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas hadirnya sekolah rakyat sebagai wujud nyata perhatian pemerintah terhadap masa depan generasi muda. Ia berharap para siswa tidak menyia-nyiakan kesempatan emas yang telah diberikan.

“Semoga anak didik kita betah dan dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Para guru pun diharapkan mampu mendidik dengan cara terbaik, sehingga anak-anak dari keluarga yang kurang beruntung ini dapat tumbuh menjadi generasi hebat di masa depan,” ujarnya.

Bupati juga berpesan agar para siswa menjadikan rekan di sekolah sebagai sahabat dan teman seperjuangan dalam menapaki masa depan.

“Bangunlah solidaritas, jadilah teman seperjuangan untuk sukses bersama, dan jadikan kebersamaan di sekolah ini sebagai kekuatan untuk membanggakan keluarga,” tandasnya penuh semangat.

Sementara itu, Kepala Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Nova Dwiyanto Suli, menegaskan komitmen Kemensos untuk terus mendukung dan mendampingi penyelenggaraan sekolah rakyat ini sebagai bagian dari program nasional.

“Kami berterima kasih kepada para orang tua yang telah mempercayakan anak-anaknya belajar di asrama. Ini bukan hal mudah, namun inilah gagasan besar Presiden Prabowo Subianto untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Yuniarti, menjabarkan SRT 78 Sragen membuka satu rombongan belajar jenjang SMP dan SMA, masing-masing berisi 25 siswa. Dari total 50 siswa, sebanyak 45 merupakan anak putus sekolah dan 5 lainnya tergolong rentan putus sekolah.

“Para calon siswa berasal dari latar belakang keluarga yang beragam, namun mereka memiliki satu kesamaan yakni semangat untuk berjuang dan menyongsong masa depan yang lebih baik bersama SRT 78 Sragen,” ungkapnya.

Yuniarti menjelaskan, SRT 78 Sragen mengusung sistem boarding school atau sekolah berasrama dengan fasilitas lengkap, mulai dari ruang belajar, laboratorium, ruang komputer, tempat ibadah, ruang makan hingga ruang serbaguna. Setiap siswa mendapat makan tiga kali sehari, dua kali snack, kebutuhan harian, dan seragam secara gratis.

Adapun Kepala Sekolah SRT 78 Sragen, Giyatno, memastikan kesiapan tenaga pendidik dan pengelola untuk menjalankan amanat besar tersebut.

“Kami, sebanyak 42 orang terdiri dari kepala sekolah, tenaga administrasi, guru, wali asrama, dan tenaga pendidik, siap melaksanakan pembelajaran pagi hingga kegiatan asrama malam hari selama 24 jam. Semua program dirancang dengan ramah, terukur, dan penuh tanggung jawab,” jelasnya.

Jurnalis Sriwahono.
© Copyright 2022 - SUARADAERAH.ID